Kamis, 24 November 2011

Pertemuan V "Dasar-Dasar Periklanan"

jumat, 30 september 2011




Target Merketing :
  • Tahap selanjutnya dari proses analisa segmentasi.
  • Analisa tersebut akan menghasilkan target market.
  • Pada dasarnya merupakan konsentrasi pemasaran pada suatu atau beberapa kelomppok (segmen) tertentu.
  • Target market memudahkan penyampaian pesan secara lebih tepat dan meghindari pesan itu jatuh pada kelompok diluar target market yang dituju.

Memilih target Marketing. Kriteria memperoleh target market optima :
1.      Responsif
  • Pasar yang dituju harus respomsif terhadap produk yang akan diluncurkan. Untuk mendapatkan responsif yang positif maka perlu diketahui target market yang tepat sebelumnya. 
  • Diketahui bisa dengan bantuan riset pasar atau melakukan jajak pendapat dengan mengaku pada segmentasi pasar konsumen.
2.      Potensi penjualan
  • Tidak hanya dihitung dari jumlah populasi, tetapi juga diteruskan oleh daya beli dengan keinginan pasar untuk memilikinya. Keinginan itu harus diciptakan dengan mempertimbangkan kesiapan meningkatkan kepuasan konsumen. 
  • “Persiapan analisa awal serta pertimbangan yang matang akan mendapat target potensi penjualan yang baik”.
3.      Jangkauan media
  • Media untuk promosi memilikipengaruh besar terhadap tercapainya hasil optimal dan pemasaran suatu produk. Harus dapat dicapai dengan optimal, sehingga perlu perencanaan media iklan yang tepat serta memahami riteria media tersebut.
4.      Sensitifitas terhadap pasar
  • Untuk mempertahankan sebuah target market maka perlu memantau keadaan dimana dinamika pasar secara konsisten

Positioning :
  • Merupakan penempatan suatu figur atau nama yang melekat kuat dalam bentuk pikiran seseorang.
  • Suatu hal yang dilakukan untuk mempengaruhi otak konsumen, menempatkan produk dalam khayalannya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengindentifikasi dirinya dengan produk tertentu.
  • Dengan kata lain membuat citra produk yang dapat ditawarkan pada konsumen sehingga memperoleh posisi yangjelas dan mengandung arti di benak konsumen
Syarat membangun positioning :
1.      Kajian konsumen
  • Positioning harus dipersepsikan oleh konsumen menjadi “respon to believe” yang memicu pembelian. Hal ini terjadi bila positioning dapat mendeskripsikan value yang dimiliki.
2.      Perusahaan produsen
  • Kapasitas dari kekuatan interal perusahaan. Jangan memberi janji melampaui kemampuan yang dapat dilakukan.
3.      Kompotitor
  • Positioning harus bersifat unit sehingga dapat membedakan diri dengan para pesaig
4.      Perubahan
  • Positioning harus berkelanjutan dan selalu relavan dengan berbagai perubahan bisnis, perlaku budaya, dan lainnya.

Hasil dari penentuan positioning sebuah jasa :
  • Reability (tahan uji)
  • Assurance (jaminan)
  • Tangibles (bikin nyata)
  • Empathy (empati)
  • Responsiveness (pertanggung jawaban)

Dasar dan penentuan positioning agar bisa diterima masyarakat :
1.      Melalui kharakteristik produk
  • Contoh : teh botol diposisikan sebagai minuman teh yang panas, namun diposisikan sebagai minuman ringan yang sama dengan cola
 2.      Melalui pengutamaan harga
  • Pengiklan memilih harga murah sebagai hal yang ditonjolkan
  • Pengiklan maupun biro iklan harus berhati-hati dengan strategi penonjolan harga ini karena untuk konsumen harga sering di asosiasikan dengan mutu.
  • Contoh :iklan sabun mandi “daia” mengusung “harga murah” dalam peluncuran perdana mereka dibanding yang lainnya.
3.      Melalui pengutamaan penggunaan produk
  • Pengiklan harus memilih kegunaan khusus dari produknya untuk memposisikan suatu produk dikaitkan dengan kegunaan khusus.
  • Contoh : beberapa obat flu, batuk, deman dan sakit kepala sebenarnya mengandung komposisikan yang sama, namun kegunaanna yang berbeda. Paramex diposisikan sebagai obat sakit kapala. Konidin diposisikan sebgai obat batuk dan decoldden sebagai obat pilek.

4.      Melalui kelas pemakaian produk
  • Memposiskan produk pada kelas utama
  • Contoh : iklan “lux” menggunakan artis yang sedang naek daun dan cantik untuk menyatakan produk mereka
5.      Melalui kelas produk
  • Beberapa produk yang terjepit perlu melakukan keputusan positioning yang kritis  dengan mengkaitkan pada kelas produk yang bersangkutan
6.      Melalui simbol budaya atau kultural
  • Simbol yang dijadikan indentifikasi ini memiliki arti penting bagi konsumen. Simbol ini tidak digunakan oleh positioning pesaing
  • Contoh : indonesia identik dengan jamu.
7.      Melalui kompetitor
  • Produk untuk menjadikan produk nomor satu dibandingkan dengan pesaingnya yang nomor dua. Secara budaya tipe yang satu ini kurang etis di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar